Sabtu, 09 Juni 2012

penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika

A.     Peranan Alat Peraga Dalam Matematika
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu menjelaskan konsep kepada siswanya. Usaha ini dapat di bantu dengan alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat-alat tersebut, yang sesuai dengan topik yang di ajarkan, konsep akan dapat lebih mudah di pahami dengan jelas.
Salah satu peranan alat peraga dalam matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep. Dengan bantuan alat peraga yang sesuai, siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya.
Setelah siswa mendapat kesempatan terlibat dalam proses pengamatan dengan bantuan alat peraga, maka di harapkan akan tumbuh minat belajar matematika dalam dirinya. Dan akan menyenangi konsep yang di sajikan, kerena sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya, yang masih menyenangi permainan.
Selain tumbuhnya minat, siswa dapat di bangkitkan motivasinnya. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga matematika, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut. Siswa yang merasa penasaran dan ingin lebih jauh tentang konsep yang di pelajarinya akan terus berusaha mempelajari konsep itu lebih mendalam.
Selain itu, pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat dengan aktiv dalam pengajaran yang dilaksanakan. Dengan bantuan alat paraga konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan.
Alat peraga dapat pula membantu siswa untuk berpikir logis dan sistematik, sehingga mereka pada akhirnya memiliki pola pikir yang diperlukan dalam mempelajari matematika.
Dengan bantuan alat peraga matematika, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam sekitar. Siswa akan semakin mudah memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Misalnya dengan penggunaan alat peraga dalam penjelasan konsep ruang berdimensi tiga, siswa akan semakin terlatih daya tilik ruangnya, sehingga pada akhirnya mampu menemukan atau menyadari hubungan antara matematika dengan lingkungan sekitar.
B.      Manfaat alat peraga dalam pengajaran matematika
Apakah manfaat alat peraga dalam pengajaran matematika ? pertanyaan ini sering muncul, terutama dikalangan pendidik yang mempunyai perhatian dalam pengembangan proses belajar-mengajar.
Menurut beberapa hasil penelitian, penggunaan alat peraga menunjang penjelasan konsep matematika. Penelitian yang dilaksanakan oleh Higgins dan Suydam tahun 1976 (dalam Ruseffendi, 1988:6), memberikan hasil-hasil berikut :
1.       Secara umum hasil penelitian yang dilaksanakan tersebut mengisyaratkan bahwa alat peraga berfungsi efektif dalam memotivasi belajar siswa.
2.       Terdapat perbandingan keberhsilan 6 :1 antara pengajaran yang menggunakan alat peraga dengan yang tidak menggunakannya.
3.       Memanipulasi (mengutak-atik) alat peraga yang sangat penting bagi siswa.
4.       Terdapat sedikit bukti yang menggambarkan bahwa memanipulasi alat peraga hanya berhasil bagi siswa-siswi yang tingkat rendah.
5.       Gambar dari benda, sebagai alat peraga dalam pengajaran, memiliki kegunaan yang tidak jauh berbeda dengan bendanya sendiri.
Penggunaan alat peraga harus dilaksanakan secara cermat. Jangan sampai konsep menjadi lebih rumit akibat di uraikan dengan bantuan alat peraga. Alat  peraga harus di gunakan secara tepat, disesuaikan dengan sifat pemateri yang disampaikan, metode pengajaran yang digunakan dan tahap perkembangan mental anak.
Penggunaan alat peraga harus mampu menghasilkan generalisasi atau kesimpulan abstrak dari representasi konkret. Maksudnya, dengan bantuan alat peraga yang sifatnya konkret, siswa diharapkan dapat menarik kesimpulan.
Alat peraga yang digunakan tanpa persiapan bisa mengakibatkan habisnya waktu dan sedikitnya materi yang disampaikan. Jika hal ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa alat peraga yang kita pakai atau cara penggunaan alat peraga yang kita lakukan tidak mencapai sasaran. Konsep yang menjadi semakin rumit untuk dipahami sebagai akibat digunakannya alat peraga, adalah suatu hal yang keliru. Jika suatu topic tertentu tidak memerlukan penggunaan alat peraga, penggunaan alat peraga tidak harus di paksakan, sebab, alat peraga pada hakikatnya tidak harus digunakan untuk setiap penjelasan topik-topik dalam matematika.
Alat peraga harus dibuat sebaik mungkin, menarik untuk diamati, dan mendorong siswa untuk bersifat penasaran (curious), sehingga diharapkan motivasi belajarnya semakin meningkat.
Alat peraga juga diharapkan menumbuhkan daya imajinsi dalam diri siswa. Misalnya alat peraga benda-benda ruang dapat mendorong siswa dalam meningkatkan daya tilik ruangnya, mampu membandingkannya dengan benda-bendasekitar dalam lingkungannya sehari-hari, dan mampu menganalisis sifat-sifat benda yang dihadapinya itu.
Misalnya, jika siswa telah menggunakan sebuah kubus, untuk mempelajari sifat-sifat yang dimiliki kubus, siswa terdorong untuk meneliti sifat-sifat benda nyata di alam sekitar yang memiliki bentuk serupa dengan kubus.
Diantara uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa manfaat penggunaan alat peraga diantaranya adalah membantu guru dalam :
1.      Memberikan penjelasan konsep
2.      Merumuskan atau membentuk konsep
3.      Melatih siswa dalam keterampilan
4.      Member penguatan konsep pada siswa (reinforcement)
5.      Melatih siswa dalam pemecahan masalah
6.      Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitik
7.      Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan terhadap suatu objek secara sendiri
8.      Melatih siswa untuk belajar menemukan suatu ide-ide baru dan relasinya dengan konsep-konsep yang telah diketahuinya.
9.      Melatih siswa dalam melakukan pengukuran
C.      Kriteria pemilihan alat peraga
Perlu kemahiran yang terlatih dalam hal menggunakan alat peraga metematika. Guru harus pandai menentukan alat peraga apa yang tepat untuk sebuah topik tertentu , kerena tidak semua topik dapat di jelaskan dengan alat peraga, dan tidak semua alat peraga mampu memperjelas sebuah konsep.
Jika alat peraga yang digunakan tanpa memperhatikan karakteristik alat peraga itu sendiri, maka hasil pengajaran akan jauh dari sasaran. Apabila hal ini sampai terjadi, berarti penggunaan alat peraga mengalami kegagalan
Tujuan utama penggunaan alat peraga adalah agar konsep-konsep atau ide-ide dalam matematika yang sifatnya abstrak itu dapat dikaji, dipahami dan dicapai oleh penalaran siswa, terutam siswa yang masih berada pada tahap berpikir konkret, atau semikonkret. Siswa yang dalam kedua tahap ini masih memerlukan  bantuan alat yang sifatnya nyata, terlihat dengan jelas, dalam menangkap ide atau konsep yang diajarkan. Misalnya untuk memperjelas proses penjumlahan 4 + 5 pada siswa yang berada pada tahap berpikir semikonkret, guru harus menunjukkan gambar gabungan antara 2 himpunan banda (misalnya himpunan mobil, bunga, atau yang lainnya). Banyak anggota himpunan-himpunan itu memperhatikan pada siswa bagaimana hasil 9 pada 4  + 5 diperoleh.


4 + 5 = 9

Setiap alat peraga yang digunakan oleh guru matematika dalam proses mengajarnya harus berdasarkan tujuan intruksional yang telah disusun. Artinya tujuan itulah yang menentukan alat peraga. Karana materi yang disajikan didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, maka dengan sendirinya alat peraga tersebut harus mengandung ide-ide atau konsep-konsep yang terkandung dalam materi tersebut.
Penggunaan alat peraga bisa menyita waktu, jika persiapannya kurang matang atau penjelasan konsepnya menjadi berbelit-belit. Pemilihan alat peraga yang  tidak tepat untuk sebuah konsep, bisa menyebabkan siswa menjadi bingung, terutama jika alat peraga tersebut mengakibatkan siswa yang sudah mampu berpikir abstrak, dipaksa kembali ketahap berpikir semikonkret. Siswa yang sudah mencapai berpikir semiabstrak atau abstrak akan sendirinya tidak tepat diberi penjelasan alat peraga, meskipun mungkin alat peraga tersebut cocok bagi siswa yang berada pada tahap berpikir semikonkret.
Alat peraga harus dapat digunakan untuk menstimulasi siswa dalam belajar matematika. Dengan demikian, alat peraga yang ditampilkan harus menarik perhatian siswa sehingga siswa senang mengutak-atiknya, dan ingin menelaah konsep jauh dan mendalam dengan bantuan alat peraga tersebut.
Dalam kegiatan belajar mengajar matematika guru dapat memilih metode pengajaran dan pendekatan yang sesuai dengan topik yang diajarkan. Metode tersebut bisa demonstrasi, simulasi, percobaan, dan sebagainya. Demikian pula dalam hal pendekatannya mungkin guru matematika menggunakan inkuiri, induktif, deduktif dan sebagainya. Ini berarti alat peraga yang digunakan tidak saja harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan materi, namun harus juga disesuaikan dengan metode dan pendekatan yang digunakan.
Keadaan atau kondisi kelas juga harus menjadi perhatian guru disaat akan menentukan alat peraga yang akan digunakan. Untuk demonstrasi atau percobaan, guru memerlukan ruangan yang sudah disiapkan alat-alatnya, dan keadaan ruangannya harus memungkinkan untuk itu.
Jadi, hal-hal yang harus diperhatikan guru matematika dalam memilih alat peraga yang akan digunakannya yaitu:
a.       Tujuan Instruksional
b.      Materi Pelajaran
c.       Metode Dan Pendekatan
d.      Kondisi kelas
e.       Tahap Berpikir Siswa
D.    Alat Peraga Untuk Pengajaran Matematika
Dalam hal ini, akan dibicarakan tentang jenis-jenis alat peraga yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di depan kelas, khususnya di tingkat SMP.
Alat peraga matematika dapat diperoleh dari lingkungan kita, misalnya batu-batuan, lidi, buah-buahan, bunga-bungaan  dan biji-bijian.
Khusus alat peraga matematika yang digunakan di depan kelas, misalnya :
  • Tangga garis Bilangan
Tangga garis bilangan merupakan alat peraga dan sekaligus merupakan alat permainan bagi siswa. Alat peraga ini manfaatnya adalah untuk menjelaskan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Contoh  -3 + 5 = …….
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
Jadi, kita berangkat dari -3 dan melompat sebanyak 5 kali ke arah kanan. Jadi hasilnya adalah 2. Begitu juga untuk pengurangan, tetapi untuk pengurangan, dia melompat ke kiri sebanyak jumlah yang ditentukan.
Contoh : -2 – 3 = ……
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
Jadi, hasilnya adalah -5.
Masih banyak alat-alat peraga matematika yang sudah diuji keakuratannya, antara lain Neraca bilangan, Papan Fanel, Abacus, Roda Meteran, Mata Uang Logam, Paku Payung, Dadu Bermata dan masih banyak  lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar